Makhluk Kikir Itu Bernama Manusia


Begitu banyak jeritan anak tak berdosa dewasa ini, asap panas membakar, lahar dan badai menyapu bersih. Adalah bukan suatu hukuman. Hanya sebuah isyarat agar kita mesti banyak berbenah. Memang bila kita kaji lebih jauh. Dalam kekalutan. Masih banyak tangan yang berbuat nista lahir dan batin. Manakala pohon terakhir telah di tebang, mata air terakhir telah hilang, ikan terakhir telah ditangkap. Terlambat sadar mereka mengakui bahwa mereka tidak akan mampu hidup hanya dengan lembaran mata uang kosong ber angka-angka bernilai-nilai yang kehadirannya hanya sebatas pemuas nafsu kikirnya.

Begitu banyaknya kenistaan yang tak disadarinya. Agaknya, suka tak suka, mau tak mau, akui saja, kita (manusia) adalah makhluk penghancur dunianya sendiri. Bahkan bisa saja kiamat bisa terjadi karena polah tingkah laku manusia nya sendiri. Jenaka sekali. Lantas kita bangga dengan identitas kemanusiaan kita? Agaknya ilalang hutan lebih berguna ketimbang dirimu. Seekor babon berbulu lebih menguntungkan ketimbang dirimu. Lantas apa yang selayaknya kau banggakan? Banggakan saja celana dalam mu sendiri. Itu jauh lebih bijak. Entahlah. Hanya tinggal menunggu kehancuran dan genosida tiba. Dan manusia akan punah melenyap dari bumi tempat tinggal nya selama jutaan abad itu, sebab mempertahankan kekikirannya sendiri. Umat manusia punah dari muka bumi ini karena tingkah lakunya sendiri.

 Astaghfirullahaladzim


Penulis : Fairus Farizki

Arsip : 25 Oktober 2020

Komentar

Unggulan