Fenomena Bimbel dan Pengaruh Buruknya Terhadap Sekolah


Tak bisa kita pungkiri pada zaman sekarang dimana teknologi-teknologi berkembang begitu pesat, acap kali kita begitu familiar dengan sebuah platform belajar online maupun offline/bertatap muka atau yang biasa kita kenal dengan sebutan bimbel. Fenomena bimbel saat ini memang sangat menarik dikalangan pelajar dan masyarakat Indonesia, karena memang kehadiran bimbel ini menjadi sebuah era baru dalam pendidikan di Indonesia. Tak sedikit pelajar Indonesia yang mengonsumsi bimbel ini untuk membantu pembelajaran di sekolahnya. 

Saat ini, kita tidak sulit untuk menemukan bimbel untuk membantu kita dalam belajar, ada banyak bimbel yang menjamur di Indonesia. Bahkan, kalaupun kita tidak bisa menemukan bimbel yang bertatap muka, sekarang sudah tersedia bimbel dengan menggunakan metode online. Pasti sudah tak asing bagi kita mendengar bimbel online. Hanya cukup dengan bermodalkan smartphone kita lalu menginstall aplikasi bimbel tersebut, lalu registrasi. Kita bisa dengan mudah menggunakan bimbel tersebut kapanpun, dan dimanapun. 

Kehadiran bimbel online tersebut yang dikemas secara apik dan menarik, membuat para pelajar yang mengkonsumsinya menjadi paham dan antusias dengan pembelajaran yang didapatinya melalui bimbel online tersebut. Tak sedikit dari mereka yang menganggap bahwa lebih menguntungkan belajar dengan bimbel daripada belajar dengan guru di sekolah. Mereka mengeluh dengan pembelajaran di sekolah yang hanya mengandalkan hapalan, bukan pemahaman. Hal ini berlaku sebaliknya dengan bimbel. Sehingga jika fenomena seperti ini yang terus saja terjadi, maka bisa saja sebagian dari mereka menganggap bahwa bimbel itu lebih baik daripada sekolah. Ini tentunya menjadi masalah yang tak bisa diremehkan.

Jika sudah terjadi fenomena seperti ini, sudah pasti terdapat masalah dalam pembelajaran di sekolah yang membuat para pelajar lebih memilih bimbel daripada sekolah. Bagaimana tidak? Banyak dari pelajar Indonesia yang mengaku bisa lulus masuk Universitas terbaik Indonesia itu hasil dari belajarnya di bimbel daripada di sekolah. Banyak pelajar Indonesia yang mengaku bahwa ia paham pelajaran yang sulit itu hasil dari belajarnya melalui bimbel daripada melalui sekolah. Dari sini kita bisa ambil kesimpulan bahwa lembaga sekolah itu kehilangan peranannya bagi para pelajar sekolah untuk bisa menjadikannya sebagai pelajar yang cerah dan cerdas. 

Jika ini di biarkan terlalu lama, kita pasti akan tertinggal, tertinggal dan tertinggal. Kita bisa melihat bahwa Indonesia adalah negara yang paling tertinggal dalam hal pendidikan. Menurut PISA (Programme for Internasional Student Assessment)—yang tugasnya adalah menguji performa dan menilai pelajar di mata dunia—Indonesia menempati peringkat 74 dari 79 negara. Tentunya kita tidak bisa tinggal diam melihat kondisi kritis Indonesia sekarang. Jika fenomena ini pun tidak bisa diubah dan terus saja menjamur, kualitas pendidikan di Indonesia tidak akan bisa maju, atau malah semakin terbawah.


Penulis : Fairus Farizki

Tulisan : 21 Juli 2020

Komentar

Unggulan